IFrameMultimedia.com – Di tengah berkembangnya dunia konten visual, profesi videografer semakin diminati, khususnya di kota kreatif seperti Yogyakarta. Namun menjadi videografer profesional tidak cukup hanya punya kamera mahal atau skill edit video. Ada beberapa aspek penting yang wajib dilatih secara konsisten agar bisa menghasilkan video yang tak hanya bagus secara teknis, tetapi juga menyentuh emosi audiens.
Sebagai perusahaan jasa live streaming, dokumentasi video, dan photobooth di Jogja, IFrame Multimedia berbagi insight dari pengalaman bertahun-tahun di lapangan. Inilah 5 hal yang harus dilatih oleh seorang videografer, baik pemula maupun yang ingin naik level.
1. Kepekaan Visual: Melatih Mata, Bukan Hanya Kamera
Videografi bukan cuma soal merekam momen, tapi soal melihat sesuatu yang orang lain lewatkan. Kepekaan terhadap pencahayaan, warna, simetri, dan pergerakan harus terus diasah.
Tips latihan:
-
Tonton film-film dengan sinematografi kuat (seperti karya Christopher Nolan atau Wong Kar-wai).
-
Lakukan latihan shot-to-shot di tempat umum (pasar, jalanan Jogja, atau taman).
-
Coba tantangan “shoot 10 scenes with one lens” untuk melatih kreativitas dengan keterbatasan.
2. Storytelling: Bangun Narasi, Bukan Sekadar Klip
Banyak video terlihat indah, tapi tidak punya cerita. Padahal, kekuatan video justru terletak pada kemampuannya menyampaikan pesan dan emosi. Baik itu wedding, event, hingga company profile semuanya butuh alur cerita.
Apa yang bisa dilatih?
-
Belajar struktur narasi (opening–conflict–resolution)
-
Ikut workshop script writing pendek
-
Rutin menulis treatment atau storyboard sebelum syuting
3. Audio Awareness: Belajar Mendengar Seperti Menonton
Sebagus apapun visual, jika audio buruk, penonton akan skip video Anda. Sayangnya, banyak videografer pemula meremehkan kualitas suara. Padahal, dalam proyek live streaming atau dokumentasi event formal, audio bisa jadi krusial.
Latihan praktis:
-
Belajar menggunakan berbagai jenis mic (clip-on, shotgun, recorder)
-
Pelajari dasar editing audio (noise reduction, sync, leveling)
-
Rekam ambience sound saat liputan outdoor jangan hanya rely pada background music
4. Adaptasi di Lapangan: Latih Diri Menghadapi “Chaos”
Videografer yang baik harus siap kerja di segala situasi: cuaca buruk, lighting minim, rundown molor, atau klien mendadak minta “extra footage”. Mental lapangan dan improvisasi harus dilatih terus-menerus.
Di IFrame Multimedia, kami terbiasa menangani dokumentasi di lokasi-lokasi Jogja yang penuh tantangan: mulai dari wedding outdoor di Kaliurang, event kampus, hingga prosesi adat di pedesaan. Kunci sukses? Adaptasi cepat & teamwork solid.
5. Teknik & Peralatan: Kenali Tools Lebih Dalam
Bukan soal banyaknya gear, tapi bagaimana menguasai alat yang dimiliki. Seorang videografer harus tahu kapan harus pakai lensa lebar, kapan harus stabilizer, dan bagaimana menyesuaikan frame rate.
Latihan teknikal:
-
Eksperimen dengan shutter speed dan white balance di kondisi cahaya berbeda
-
Pelajari shortcut editing untuk efisiensi workflow
-
Gunakan fitur kamera secara manual, jangan terus-menerus mengandalkan auto mode
Siap Naik Level Sebagai Videografer Jogja?
Kalau kamu videografer freelance atau pemula yang ingin berkembang lebih cepat, pertimbangkan untuk bergabung sebagai tim produksi lepas, atau belajar langsung dari lapangan bersama tim profesional seperti IFrame Multimedia.